Categories
Buku Eksklusif Penulis Review

SEGERA TERBIT Namaku Alam, Spin Off Novel Pulang karya Leila S. Chudori

Sebelas tahun setelah Pulang, Leila S. Chudori mempertemukan
kembali pembaca dengan sosok Segara Alam dalam novel terbarunya Namaku Alam. Novel ini direncanakan akan terbit dalam dua jilid. Dalam jilid pertama, yang akan rilis 20 September 2023, Alam mengajak pembaca menjenguk kisah masa kecilnya hingga ia duduk
di bangku SMA. Sejak belia dicap sebagai anak pengkhianat negara, Alam tumbuh sebagai seorang anak lelaki pemberang yang tak pernah jeda bergulat memahami identitasnya: akankah ia terus hidup dengan beban sejarah menggantung di pundaknya atau, sebaliknya, ia akan sanggup berdamai dan hidup tenang tanpa atribut ayah yang tak sempat dikenalnya.

Namaku Alam adalah novel coming of age, bercerita tentang pergumulan remaja yang tumbuh dewasa pada era 1980-an, lengkap dengan berbagai urusan sekolah dan sistem pendidikan dasar pada masa itu hingga persoalan menjaga kewarasan mental, seperti
mengendalikan amarah atau emosi, dan melerai gejolak asmara remaja. “Novel ini bukan lanjutan dari Pulang yang terbit pada Desember 2012, tetapi berada satu semesta dengan beberapa tokoh yang sama,” terang Leila.

Untuk memberikan penjelasan lebih detail mengenai plot dan karakter buku terbaru dari penulis novel terlaris Laut Bercerita ini, Penerbit KPG bekerja sama dengan Klub Buku Narasi menggelar konferensi pers bertajuk “101 tentang Namaku Alam” melalui Zoom pada Kamis, 3 Agustus 2023 pukul 19.00 WIB. Leila S. Chudori akan menjawab segala pertanyaan terkait buku ini, dipandu oleh Tenni Purwanti, penulis yang juga pengurus Klub Buku Narasi. Dalam pertemuan itu juga akan dibeberkan berbagai penawaran eksklusif yang bisa pembaca dapatkan dengan menjadi pemesan pertama novel ini.

Collectible Item: Edisi Pertama Bernomor

Sebagaimana buku Leila S. Chudori yang lain, buku ini akan memuat ilustrasi yang memikat dan terasa hidup karya Toni Masdiono, kartunis dan karikaturis lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Namun, berbeda dari buku-buku sebelumnya, Namaku Alam,
khusus cetakan pertama, akan memiliki ciri khas yang unik, yakni setiap buku akan bernomor urut, yang membuatnya layak jadi collectible item. Nomor urut pembelian ini akan diundi dalam kesempatan-kesempatan tertentu dan pemilik bukunya akan mendapatkan hadiah kejutan dari Penerbit KPG.

Bagaimana cara mendapatkan paket istimewa ini? Pembaca dapat mengikuti prapesan perdana yang dibuka di TikTok Shop Gramedia pada 8 Agustus 2023 mulai pukul 12.00 WIB. Spesial untuk para pemesan pertama di Tiktok ini akan mendapatkan bonus sebagai
berikut:

  1. Buku dengan tanda tangan basah dari penulis;
  2. Tiga lembar artprint bertandatangan ilustrator buku Namaku Alam, Toni Masdiono;
  3. Gantungan kunci akrilik spesial Namaku Alam; dan
  4. Diskon 10% tanpa minimal pembelian.

Masih pada 8 Agustus, novel Namaku Alam jilid 01 juga bisa dipesan melalui Shopee dari toko KPG Official Shop dan Gramedia Official Shop mulai pukul 14.00 WIB. Bonus yang ditawarkan sama dengan yang di TikTok, tapi stoknya lebih terbatas.


Periode prapesan kedua dibuka pada 9-15 Agustus 2023 di semua Gramedia Store di daerah Jawa, Sumatra, dan Bali, dan di teman-teman toko buku lain. Bonus yang ditawarkan berupa buku bertandatangan cetak (bukan basah) dari penulis dan gantungan
kunci spesial. Sementara untuk prapesan di Gramedia.com, Gramedia Official Store di Tokopedia, Gramedia Official Shop dan KPG Official Shop di Shopee pada periode yang sama, bonus yang ditawarkan berupa artprint dan buku bertanda tangan cetak (bukan
basah) dari penulis.

Sinopsis Namaku Alam

Inilah yang kubayangkan detik-detik terakhir Bapak:

18 Mei 1970.

Hari gelap. Langit berwarna hitam dengan garis ungu. Bulan bersembunyi di balik ranting pohon randu. Sekumpulan burung nasar bertengger di pagar kawat. Mereka mencium aroma manusia yang nyaris jadi mayat bercampur bau mesiu. Terdengar lolongan anjing berkepanjangan. Empat orang berseragam berbaris rapi, masing-masing berdiri dengan senapan yang diarahkan kepada Bapak. Hanya satu senapan berisi peluru mematikan. Selebihnya, peluru karet. Tak satu pun di antara keempat lelaki itu tahu siapa yang kelak menghentikan hidup Bapak.


Pada usianya yang ke-33 tahun, Segara Alam menjenguk kembali masa kecilnya hingga dewasa. Semua peristiwa tertanam dengan kuat. Karena memiliki photographic memory, Alam ingat pertama kali dia ditodong senapan oleh seorang lelaki dewasa ketika dia masih
berusia tiga tahun; pertama kali sepupunya mencercanya sebagai anak ‘pengkhianat negara’; pertama kali Alam berkelahi dengan seorang anak pengusaha besar yang menguasai sekolah dan pertama kali dia jatuh cinta.
Namaku Alam adalah kisah anak eks tapol yang masih saja dilimpahi ‘kutukan Orde Baru’; sebuah kisah ‘coming of age’. Segara Alam, seorang anak lelaki pemberang yang mencoba mencari identitasnya, apakah dia hadir di dunia dengan beban sejarah di pundaknya, atau
bisa hidup dengan tenang, tanpa atribut ayahnya yang tak sempat dikenalnya.

Namaku Alam adalah kisah pencarian identitas seorang remaja; bagaimana dia mengatasi dendam beberapa dekade karena keluarganya didiskriminasi sepanjang sejarah Indonesia.

Tentang Leila Salikha Chudori

LEILA S. CHUDORI adalah purnakarya jurnalis Tempo dan penulis Indonesia yang menghasilkan berbagai karya cerita pendek, novel, dan skenario drama televisi. Buku-bukunya yang telah diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia adalah Malam Terakhir, Pulang, Nadira, Laut Bercerita dalam versi softcover dan hardcover, serta yang akan terbit Namaku Alam.
Novel berjudul Pulang menceritakan empat wartawan Indonesia yang tak bisa kembali ke tanah air setelah peristiwa tragedi 1965. Ini merupakan seri pertama dari semestanya yang kemudian dilanjutkan dengan Namaku Alam yang terbit tahun ini.

Pulang memenangkan Khatulistiwa Award untuk Prosa Terbaik 2013 dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi  “Home”  (terjemahan  John H.McGlynn, diterbitkan oleh Yayasan Lontar dan oleh Deep Vellum, AS). Tahun 2015 World Literature memasukkan “Home” sebagai satu dari 75 Novel Terjemahan yang Diperhatikan (75 Notable Translations of 2015). Novel ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis, Belanda, Jerman dan Italia.

Lima tahun kemudian, Leila meluncurkan novel berjudul Laut Bercerita yang berkisah tentang para aktivis yang diculik tahun 1998 dan belum kembali hingga kini.
Peluncuran novel ini disertai penayangan film pendek “Laut Bercerita” yang disutradarai Pritagita Arianegara, produksi Yayasan Dian Sastrowardoyo dan Cineria Films. Pada 2020, Laut Bercerita diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh John H.McGlynn menjadi “The Sea Speaks His Name” dan diterbitkan oleh Penguin Random House South-east Asian (S.E.A). Novel Laut Bercerita memperoleh Penghargaaan S.E.A. Writers Award 2020 dan IKAPI Award sebagai Book of the Year tahun 2022.

Tentang Tenni Purwanti

Berprofesi sebagai jurnalis sejak tahun 2011, Tenni sudah bekerja di tiga media: Kompas.com, Femina Group, dan saat ini bertanggung jawab sebagai Social Media Development Klub Buku Narasi. Di luar pekerjaan utamanya, Tenni rutin menulis personal esai dan cerpen di berbagai media massa. Ia juga telah menerbitkan dua buku. Pertama,
kumpulan cerpen Sambal dan Ranjang (GPU, 2020). Kedua memoar tentang penyintas Gangguan Kecemasan berjudul Butterfly Hug (Mojok, 2021).

Tentang Klub Buku Narasi

Klub Buku Narasi adalah komunitas yang setia pada semangat menebar virus membaca di tanah air secara inklusif. Dibentuk sejak Agustus 2019, Klub Buku Narasi punya program rutin berupa Bookshelf Tour, Seri Rekomendasi, Dibacain, dan Buku untuk Semua. Klub Buku Narasi juga sering mengadakan aktivasi dan giveaway lewat #KBNBeliinBuku #KBNBagiinBuku #MonthlyPicksKBN dan #FridayReadDayKBN. Tak ketinggalan sesi diskusi bersama para penulis dalam Writers Hangout (IG Live bersama penulis yang
bukunya baru terbit), The Writers Club (workshop Zoom), dan Friday Book Club (membahas buku bersama sang penulis).

Tentang Penerbit KPG

Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) adalah salah satu penerbit di bawah payung Kelompok Kompas Gramedia yang memiliki tradisi memadukan bisnis dan kegiatan sosial.

Didirikan pada 1 Juni 1996, KPG berusaha meningkatkan melek sains dan keterbukaan pikiran pembaca dengan menerbitkan buku-buku sains dan humaniora, baik lokal maupun terjemahan.

KPG memiliki beberapa lini, yaitu POP (IG: @penerbitpop) untuk pembaca remaja dan dewasa muda dan Kiddo (IG: @penerbitkiddo) untuk anak-anak. Tidak hanya menerbitkan
buku, kini  KPG  juga bergerak di bidang penerbitan konten. Kunjungi KPG di situs resminya: siapabilang.com.

Facebook & YouTube: Penerbit KPG
X, Instagram, Threads, dan TikTok: @penerbitkpg

Categories
Buku Intermezzo

(REVIEW BUKU) Belajar Tidak Sempurna dari Imperfect karya Meira Anastasia

Pernahkah Anda merasa tidak percaya diri dengan bentuk tubuh sendiri? Beberapa orang sebal dengan hidung mereka yang tidak mancung, bentuk muka yang terlalu kotak, sampai gigi yang kuning. Beberapa di antara mereka mengeluarkan dana begitu besar untuk mengubahnya agar terlihat rupawan.

Apakah dengan operasi masalah fisik kita sudah selesai? Belum. Masih ada gunjingan orang-orang sekitar tentang mereka yang tidak bersyukur karena diberi bentuk tubuh yang biasa-biasa saja. Kufur nikmat, buang-buang uang, dan berbagai macam omongan pedas masih bisa menyerang kita.

Meira Anastasia mengalami hal serupa. Sebagai istri figur publik Ernest Prakasa, ia kerap dicemooh—terutama melalui media sosial Instagram-nya. Ia kemudian bercerita tentang pengalaman hidupnya berubah dari keterpurukan dan menerima dirinya sendiri dalam buku “Imperfect”.

Seperti apa kisah penerimaan diri tersebut, dan bagaimana Meira Anastasia menuliskannya di dalam buku “Imperfect?”. Baca selengkapnya di Blog Gramedia Digital. Klik di sini

Buku imperfect karya Meira Anastasia penerbit Gramedia
Categories
Buku Intermezzo

Buku Rekomendasi di Momen World Mental Health Day

Setiap 10 Oktober diperingati sebagai World Mental Health Day atau Hari Kesehatan Mental Sedunia. Peringatan ini pertama kalinya diinisiasi oleh World Federation for Mental Health pada 1992.

Dengan adanya peringatan ini diharapkan akan meningkatkan awareness tentang kesehatan mental yang ada di sekitar. Bahwa kesehatan mental juga perlu menjadi perhatian.

Sementara itu, banyak hal-hal lain yang bisa dilakukan untuk meningkatkan awareness tentang kesehatan mental, termasuk mengenalkan tentang mental health issue yang dimasukkan kedalam buku. Baik berbentuk cerita fiksi, memoar ataupun kisah nyata yang difiksikan.

Tahukah kamu ada banyak buku di dunia ini yang mengangkat tema mental health issue? Dari berbagai banyak buku yang ada, berikut 10 buku pilihan Gramedia Digital, rekomendasi bacaan untuk kamu.

1.  Gelombang Lautan Jiwa

ebook Gelombang Lautan Jiwa Anta Samsara

Buku ini merupakan psikomemoar atau catatan perjalanannya sebagai seorang yang mengalami skizofrenia. Anta Samsara, menuliskan kisahnya, kisah nyata saat dirinya berusaha lepas dari stigma dan derita batinnya. Ia bangkit dan mencoba meraih kemenangan jiwa.

2. I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki

ebook I want To Die But I Want to Eat Tteokpokki Baek Se Hee

Buku ini memang sudah laris di negara asalnya, kemudian menjadi topik pembicaraan di mana-mana, setelah RM, leader boy band yang tengah mendunia, BTS, membawanya saat syuting Bon Voyage 3 di Malta. Ternyata, buku inilah yang memberikan inpirasi pada RM untuk menciptakan #loveyourself. Buku yang ditulis oleh Baek Se Hee ini pada intinya bercerita tentang pertanyaan diri sendiri dan evaluasi untuk mencintai diri sendiri.

3. 13 Reasons Why

ebook 13 Reasons Why Jay Asher

Ada rasa kecamuk yang tak bisa disampaikan begitu saja pada orang lain, yang menjadi tekanan dan alasan untuk mengakhiri hidup. Seperti yang dialami Hannah Baker. Sebelum mengakhiri hidupnya, ia telah menyiapkan serangkaian hal untuk memberi tahu sekitarnya tentang hal-hal dan siapa saja yang terkait hingga akhirnya ia mememilih untuk menyudahi hidupnya. Tak cuma sukses sebagai buku, 13 Reasons Why juga diadaptasi menjadi seri televisi.

4. Pintu Terlarang

ebook Pintu Terlarang Sekar Ayu Asmara

Gambir yang mapan, pematung ternama dan beristrikan Talyda yang cantik. Hidup yang sempurna sampai Gambir merasa ada yang salah dengan pernikahan. Tabir itu terbuka, Gambir kecewa dan mengakhiri rumah tangganya yang indah dengan cara yang tak diduga. Di akhir kisah, Gambir teringat pesan sang istri untuk tidak membuka sebuah pintu di ruang kerjanya. Gambir justru membukanya dan membuka semua mata pembaca tentang siapa sebenarnya Gambir.

5. Kim Ji Young, Born 1982

ebook Kim Ji Young Born 1982 Cho Nam-Joo

Buku bestseller asal Korea Selatan ini bercerita tentang seorang wanita bernama Kim Ji Young. Ia mengalami banyak konflik dalam hidupnya, bahkan terpaksa meninggalkan pekerjaannya karena hami dan harus menjadi ibu rumah tangga. Banyak hal membuat Ji-young perlahan kehilangan jati diri lantaran ‘terperangkap’ dalam rutinitas sehari-hari. Pada akhirnya ia mengalami depresi. Buku ini kemudian diadaptasi menjadi film yang dibintangi aktor ternama Gong Yoo dan Jung Yu Mi.

6. Gone Girl

ebook Gone Girl Gillian Flynn

Amy Dunne merupakan seorang penulis buku yang terkenal, setelah karyanya Amazing, yang laris manis. Namun di balik itu ia memiliki banyak masalah, termasuk dalam kehidupan rumah tangganya dengan Nick. Suatu hari Amy menghilang dengan meninggalkan skenario rapi seolah membuat sang suami membunuhnya. Padahal di akhir kisah, justru terungkap Amy sendiri lah yang seorang pembunuh dan psikopat yang pandai menutupi jati dirinya.

7. Garis Lurus

ebook Garis Lurus Arnozaha Win

Miko pengidap asperger dan Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Ia berusaha menjalani hidupnya hingga di satu titik, sebuah surel membawa Miko dalam perjalanan yang kemudian mengubah hidupnya. Momen itu menjadi awal yang membawa Miko ke titik terbaik dalam hidupnya. Mempertemukan orang-orang yang mengajarinya tentang rasa. Tentang menjadi manusia. Dan di atas segalanya, mengajarinya tentang cinta.

8. The Woman in the Window

ebook the Woman In The Window A.J. Finn

Buku karya A.J. Finn ini bercerita tentang Anna yang mengalami agorafobia atau takut keluar ke tempat umum. Satu malam ia berusaha membantu Jane, yang ia kenali sebagai tetangganya. Jane tertikam di bagian dada, Anna berusaha menolongnya, tapi ia justru ambruk setelah berusaha keluar dari rumah. Setelah Anna kembali sadar, misteri pun dimulai. Perempuan yang mengaku sebagai Jane baik-baik saja. Tak ada tikaman di tubuhnya. Anna dituding berhalusinasi, dan membuatnya jadi bertanya-tanya tentang kondisinya sendiri, yang ternyata juga mengalami post traumatic stress disorder. Jadi apa yang sebenarnya dialami oleh Anna?

9. Take Off My Red Shoes

ebook Take Off My Red Shoes

Cerita ini merupakan retelling dongeng Sepatu Merah karya Hans Christian Andersen, yang garis besarnya bercerita tentang rasa obsesi yang berlebihan. Di sini, salah satu tokohnya, Atha terobsesi dengan warna merah. Di lain kisah, ia juga terobsesi ingin diperhatikan orang sekitarnya, termasuk perhatian dari orangtua dan kakaknya, Ares. Apalagi, Alia, saudara kembar Atha mendapat perhatian yang Atha inginkan. Tapi ternyata ada sesuatu yang terjadi pada Atha. Apakah itu?

10. A Beautiful Mind

ebook a beautiful mind Sylvia Nasar

Buku ini berisikan biografi John Nash yang kala itu masih menjadi pascasarjana di Princeton, pada 1948 hingga 1950. Ia mengalami delusi dan didiagnosis paranoid skizofrenia. Cerita pun berlanjut berbagai hal-hal aneh yang dialaminya sampai hari tuanya. Di balik kisahnya sebagai penderita paranoid skizofrenia, John Nash merupakan matematikawan brilian yang dianugerahi Hadiah Nobel Ekonomi pada tahun 1994.


Source: https://ebooks.gramedia.com/blog/10-daftar-buku-rekomendasi-bertema-mental-health-issue-di-world-mental-health-day/

Categories
Buku Intermezzo

Film Pendek Adaptasi Cerpen Eka Kurniawan Berkompetisi di Busan

Film pendek yang diadaptasi dari cerpen karya Eka KurniawanTak Ada yang Gila di Kota Ini, bakal berkompetisi di Busan International Film Festival (BIFF) ke-24.

Di salah satu festival film terbesar di Asia yang berlangsung pada 3-12 Oktober 2019 tersebut, film pendek garapan sutradara Wregas Bhanuteja ini akan bersaing dengan 9 film pendek lain dari berbagai negara Asia. Mereka akan memperebutkan gelar film pendek terbaik dari program Wide Angle.

Diangkat dari cerpen karangan Eka Kurniawan, film Tak Ada yang Gila di Kota Ini bertutur tentang kondisi masa liburan di sebuah kota. Di mana seorang bos sebuah hotel besar dan berpengaruh di kota itu menginginkan semua Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) tak berkeliaran di jalanan.

Lantas ia memerintahkan Marwan dan temannya untuk membuang orang-orang malang itu ke hutan. Soalnya, sang bos hotel tak ingin para turis jadi merasa terganggu. Dalam rilis pers yang diterima Gramedia Digital, Wregas, yang juga menulis skenario film ini bersama Henricus Pria, mengaku memilih cerpen Tak Ada yang Gila di Kota Ini untuk dijadikan film pendek, karena ia merasakan emosi kemarahan yang sama terhadap kuasa.FilmOka Antara memerankan Marwan, pegawai sebuah hotel di kota pinggir pantai. (Foto: Rekata Studio)

“Orang yang memiliki power yang lebih akan menindas orang yang lebih lemah untuk memuaskan hasrat (pleasure) pribadinya. Yang di bawahnya, akan menindas yang di bawahnya lagi, dan yang paling tidak berdaya adalah orang yang sama sekali tidak memiliki kuasa, bahkan kuasa akan dirinya,” kata Wregas, yang pernah memenangkan Best Short Film dari 55th Semaine de la Critique, Cannes Film Festival 2016 lewat film pendeknya, Prenjak.

Sebagai produser dari Rekata Studio yang melahirkan film pendek ini, Adi Ekatama berharap Tak Ada yang Gila di Kota Ini bisa menambah variasi jenis film Indonesia yang mengadaptasi cerpen maupun novel.

“Saya mempunyai harapan bahwa dengan dibuatnya film pendek ini, maka semakin banyak lagi film Indonesia, bahkan film internasional, yang mengadaptasi cerpen atau novel karya penulis Indonesia dari genre yang beragam,” kata Adi.FilmOka Antara tertarik perankan Marwan begitu membaca skenario film pendek “Tak Ada yang Gila di Kota Ini”. (Foto: Rekata Studio)

Adapun Rekata Studio merupakan bagian dari ekosistem intellectual property (IP) management platform, yang memiliki peran utama untuk pengembangan audiovisual atau motion picture. Sebagai sumber adaptasi untuk film pertama produksi Rekata Studio, cerpen Tak Ada yang Gila di Kota Ini telah dimuat dalam buku Cinta Tak Ada Mati karya Eka Kurniawan yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama pada 2018.

Untuk menghidupkan ceritanya, film pendek ini dibintangi oleh Oka Antara (KillersAruna dan Lidahnya), Sekar Sari (SitiDoremi & You), Pritt Timothy (Sang KiaiGundala), hingga Kedung Dharma Romansha (WageNyai). Oka yang memerankan karakter Marwan langsung tertarik untuk berakting dalam film pendek Tak Ada yang Gila di Kota Ini setelah membaca skenarionya.

“Skenarionya sangat unik dan jarang saya temui, terutama dalam film feature. Jadi cerita ini hanya bisa dicapai melalui film pendek,” ujar Oka.

Sesuai tuntutan cerita, pengambilan gambar film pendek Tak Ada yang Gila di Kota Ini dilakukan di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Agustus 2018. Tekstur alam Gunungkidul yang dominan dengan perbukitan kapur dinilai Wregas sebagai lokasi yang tepat untuk ruang hidup karakter-karakter film pendek ini.

Buat yang penasaran akan kisah lengkapnya, sebelum menyaksikkan versi film pendeknya, tak ada salahnya membaca cerpennya terlebih dahulu. Cerpen Tak Ada yang Gila di Kota Ini bisa dibaca dalam buku kumpulan cerpen karya Eka Kurniawan yang berjudul Cinta Tak Ada Matiyang sudah tersedia dalam bentuk e-book di Gramedia Digital. Tak cuma itu, kamu juga bisa membaca karya-karya Eka Kurniawan lainnya seperti Cantik Itu Luka, Lelaki Harimau, dan juga Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas.Cerpen “Tak Ada yang Gila di Kota Ini” ada di dalam buku ini.


Sumber foto header: Rekata Studio

Source link: https://ebooks.gramedia.com/blog/film-pendek-adaptasi-cerpen-eka-kurniawan-berkompetisi-di-busan-international-film-festival/

Categories
Buku

Rekomendasi Buku Cerita Petualangan Lokal untuk Anak-Anak

Masih dalam menyambut Hari Anak Nasional, yang diperingati setiap tanggal 23 Juli, berikut lima buku cerita petualangan seru untuk anak-anak. Kesemuanya adalah lokal alias karya pengarang dalam negeri.

1. Kopral Jono– Agnes Bemoe

Kopral Jono

Buku petualangan anak pertama adalah Kopral Jonoyang ternyata nama seekor anjing yang dipelihara oleh Surya. Walaupun Surya amat menyayangi Kopral Jono, pemuda itu tidak tahu kenapa si Jono sering melolong-lolong dan begitu rebut yang tidak seperti biasanya. Setelah diselidiki, mereka menemukan sesuatu: bangkai orangutan. Surya harus mengikuti kasus ini setelah tak berselang lama Jono kabur dari rumah.

Kisah karya Agnes Bemoe ini termasuk dalam buku nonteks pelajaran yang telah ditetapkan sebagai Buku Nonteks Pelajaran yang Memembuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan sebagai Sumber Belajar pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Kopral Jonojuga memiliki buku lain berjudul Siapa Mencuri Lukisan Sultan?.

2. Creepy Case Club: Kasus Nyanyian Berhantu– Rizal Iwan

Creepy Case Club: Kasus Nyanyian Berhantu

Berani menelusuri petualangan misteri? Seri Creepy Case Club karya Rizal Iwan bisa menjadi pilihannya. Buku pertamanya yang berjudul Kasus Nyanyian Berhantu bercerita tentang seorang gadis kecil bernama Namira yang diteror seorang anak perempuan. Bersama Vedi dan Jani, dua teman barunya, Namira mencari tahu kenapa ia diteror yang berhubungan dengan sebuah lagu lama yang dapat memanggil hantu. Karya Creepy Case Club lainnya yang patut dikoleksi adalah Kasus Kutukan Congklak.

3. Dru dan Kisah Lima Kerajaan– Clara Ng

Dru dan Kisah Lima Kerajaan

Kisah petualangan lainnya adalah bikinan pengarang anak-anak lokal Clara Ng berjudul Dru dan Kisah Lima Kerajaan. Premisnya sungguh sederhana, tentang seorang gadis cilik bernama Dru yang sedang mencari selendangnya yang hilang. Selama pencarian tersebut, ia bertemu dengan lima raja kesepian. Apa yang mereka bicarakan ya? Dru dan Kisah Lima Kerajaan juga dilengkapi dengan ilustrasi ciamik penuh warna karya Renata Owen. Selain Dru dan Kisah Lima Kerajaan, Clara Ng juga mengarang buku anak-anak lain seperti Seribu Sahabat Selamanya.

4. Continuum- Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Continuum

Buku berbahasa Inggris ini adalah karya pengarang fiksi yang namanya unik, Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Continuum berisi kisah-kisah ringkas tentang anak-anak dan masalah-masalah yang belum mereka mengerti. Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan ilustrasi gambar karya Ziggy sendiri. Ziggy sudah menerbitkan berbagai macam buku, dari buku anak-anak sampai novel yang mendapat penghargaan Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta, Semua Ikan di Langit.

5. Mata di Tanah Melus– Okky Madasari

Mata di Tanah Melus

Sastrawan Indonesia, Okky Madasari, pun merambah ke cerita petualangan anak-anak. Mata di Tanah Melusadalah karya anak-anak pertamanya yang bercerita tentang Matara, gadis dua belas tahun, yang tiba di negeri antah-barantah.Okky yang menjadi Author of The Month Desember 2018, lalu menjabarkan alasannya kenapa ia menulis buku anak-anak di sini. Ia merasa gelisah dengan karya anak-anak lokal yang tidak semenarik buku anak-anak terjemahan.

Categories
Buku

5 Koleksi E-book Fiksi Terbaru Juli 2019 Gramedia Digital

Meski sepaket, namun kelima buku Selfie(sh) ini memiliki judul dan kisahnya masing-masing. Kelimanya merupakan kesatuan karya yang tetap individual loh.

Bingung? Enggak usah bingung, karena kamu sekarang juga bisa langsung membaca kelima buku Selfie(sh) yang sudah tersedia di Gramedia Digital. Kelima buku yang rilis pada 26 Juni 2019 ini, masuk ke dalam daftar koleksi e-book Gramedia Digitalterbaru, Juli 2019.

Supaya kamu semakin penasaran, yuk langsung intip tentang masing-masing buku yang tergabung dalam Selfie(sh).

1. Dua Alasan untuk Tidak Jatuh Cinta – Faisal Odang

Selfiesh

Dari judulnya pembaca pasti berharap jawaban yang konkrit, bukan? Eits, sebentar, bagaimana jika membaca pesan sang penulis yang satu ini: ada “Dua Alasan untuk Tidak Jatuh Cinta” tapi jika jatuh cinta ketahuilah “tak ada selfie(sh) yang tak retak!” Penasaran?

2. Menjala Kunang-kunang – Ibe S. Palogai

Selfiesh

Membayangkan menjala kunang-kunang jadi hal menyenangkan? Tunggu dulu, di pengantarnya, Ibe S. Palogai memberi sebuah filosofi yang hakiki: “cogito ergo selfie(sh)” – Descarteks – dalam postmortem.

3. Pencurian Terbesar Abad Ini – Adimas Immanuel

Selfiesh

Pencurian terbesar apa yang pernah kamu lakukan? Adimas Immanuel melakukan Pencurian Terbesar Abad Ini sambil menyumpah, “mampus kau dikoyak-koyak selfie(sh)!”.

4. Seseorang di Kaca – Theoresia Rumthe

Selfiesh

Sudah berkaca hari ini? Yap, karena buku ini akan mengingatkanmu tentang berkaca. “Lihat ke kaca dan bertanya: sudahkah saya selfie(sh) hari ini?”

5. Susah Payah Mati di Malam Hari Susah Payah Hidup di Siang Hari – Lala Bohang

Selfiesh

Terbiasa dengan tulisan-tulisan Lala Bohang yang super nyata dan dekat dengan kehidupan sehari-hari dalam bahasa Inggris? Bagaimana kalau merasakan pengalaman baru membaca tulisan Lala Bohang dalam bahasa Indonesia dan dengan kisah yang unik?


Kelimanya bisa langsung kalian dapatkan di Gramedia Digital. Untuk kalian yang berlangganan paket premium seharga RP 89 ribu per bulan, kalian bisa dapatkan kelimanya sekigus. Tak cuma kelima buku ini, tapi semua yang tersedia di Gramedia Digital.

Ingin berlangganan paket premium? langsung klik petunjuk berikut ini. Selamat membaca!


Sumber foto header: Pear Press Instagram