Categories
GWRF

Gramedia Writers and Readers Forum (GWRF) 2020 Datang Lagi!

Dalam rangka ulang tahun Gramedia yang ke-50, tahun ini Gramedia kembali menyelenggarakan Gramedia Writers and Readers Forum (GWRF) dengan tema dan pembicara yang  lebih seru dan lebih keren lagi! Bahkan, GWRF 2020 mengundang 50 orang penulis dan orang-orang yang menginspirasi lainnya dan kamu pun bisa bertemu secara langsung dengan mereka!

Mengangkat tema “Creation for Nation“, GWRF 2020 diharapkan dapat menjadi tempat bagi berbagai kreator yang menghasilkan berbagai karya yang menggerakkan perubahan untuk negeri, karena peradaban bergerak sejalan dengan lahirnya kreasi.

GWRF 2020 akan dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut pada tanggal 3-5 April 2020 di Perpustakaan Nasional RI. Jadi, segera kosongkan jadwal kalian yaa. 

Berikut adalah jadwal lengkap acara GWRF 2020 mulai dari waktu dan pembicaranya:

DAY 1: Jumat, 3 April 2020

14.00 – 15.30 WIB

  1. Inspiration Through Spiritual Ways bersama Harun Tsaqif & Asma Nadia
    Ketika kita bicara tentang nilai spiritual, kita akan berbicara hal yang sangat personal. Namun ketika nilai spiritual menjadi karya, ia akan menjadi personal untuk orang-orang yang menjadi penikmatnya. Dan kini, nilai spiritual tersebut tidak lagi tabu untuk dibagikan melalui berbagai media, tak terkecuali buku. 
  2. The Subtle Arts of Mark MansonJika Semua Ambyar, Apakah Kamu Tetap Bodo Amat? bersama Adinto F. Susanto, Fristian Yulianto, dan dr. Jiemie Ardian
    Mark Manson punya gagasan sederhana dalam memandang dunia yang ambyar ini: Bodo amat. Ide ini mungkin tidak lazim dan dianggap berada di luar pakem konsep pengembangan diri yang umum. Persoalannya, kita perlu mempertanyakan relevansi gagasannya bila dihadapkan dengan realitas nyata milenial. Bagaimana kita memandang dunia melalui kacamata Manson? Bagaimana, ketika segala-galanya ambyar, kita dapat menerapkan seni bodo amat versi Manson?
  3. Make The Most Out of Sketch bersama Kathrin Honesta, Dinda PS, dan Diela Maharanie
    Kita tahu, kemampuan menggambar adalah modal utama untuk menjadi seorang ilustrator yang andal. Namun, kolaborasi atau perluasan jaringan kerap luput dari perhatian para seniman ilustrasi karena dinilai akan mempengaruhi prinsip atau ciri gambar yang akan dibuat. Kelas ini akan membahas bagaimana peran kolaborasi dan memperluas jaringan dengan seniman lain justru akan memaksimalkan potensi karya ilustrasi itu sendiri. Selain itu, para talents juga akan membagikan tips & trik bagaimana membangun jaringan yang kuat dengan berbagai pihak. 

16.00 – 17.30 WIB

  1. Think Like There is No Box bersama Pidi Baiq 
    Ketika menikmati karya Pidi Baiq, kita akan melihat sesuatu yang lain. Imajinasi ke-“lain”-an tersebut memberi kesan yang kuat, di mana seolah, ia ingin memberitahu kita, “ini bukan sesuatu yang biasa-biasa saja.” Tak heran, hasil imajinasi ciptaannya menjadi fenomenal dan menjadi buah bibir di masyarakat, saat imajinasi itu dapat kita lihat pada sosok Dilan maupun … The Panasdalam. 
  2. Bahas Bahasa bersama Iqbal Aji Daryonno dan Ivan Lanin 
    Dari banyaknya bahasa di Indonesia, bahasa Indonesia menjadi jembatan di antara keragaman bahasa kita. Ketika internet menghadirkan informasi dalam berbagai bahasa asing, semakin banyak pula tantangan kita untuk mempelajari bahasa Indonesia. Bagaimana cara terbaik mempelajari bahasa Indonesia di tengah keberagaman bahasa? Apa saja tantangan bahasa Indonesia di saat gempuran teknologi internet semakin tak terbendung? Apa yang dapat kita pelajari dari para praktisi bahasa Indonesia di kelas ini?  
  3. Define Your Character bersama Dindi Lesktami dan Brian Khrisna
    Membuat karakter terbaik membutuhkan perjalanan panjang untuk ditempuh. Entah itu karakter fiksional dalam buku, maupun karakter diri dalam dunia yang kita jalani sehari-hari. Keduanya, baik karakter fiksi maupun karakter diri memiliki porsi yang sama pentingnya. Kelas ini akan mengajarkan kita bagaimana membentuk karakter yang kuat dalam karya tulis maupun persona diri serta bagaimana keduanya saling berhubungan.

DAY 2: Sabtu, 4 April 2020

10.00 – 11.30 WIB

  1. Awarding Gramedia Short Film Festival 2020: Serendipity bersama Joko Pinurbo, Adi K, Lala Bohang, dan Dinda PS 
    Gramedia Short Film Festival, kompetisi film pendek alih wahana mencapai puncaknya. Di hari penganugerahan ini, 10 cuplikan karya terbaik finalis akan ditampilkan untuk ditonton bersama. Kita akan menemukan ide-ide cerita paling unik karena film-film tersebut terinspirasi dari buku puisi dan ilustrasi. Bersama Joko Pinurbo, Adi K, Lala Bohang, dan Dinda PS, di kelas ini mereka juga akan membahas kreativitas alih wahana buku hingga menjadi karya yang memanjakan mata dan telinga.
  2. Vibrant Narratives of Love bersama Erisca Febriani, Faradita, Inggrid Sonya
    Kisah cinta dan romantisme adalah salah satu hal paling menarik yang dapat terjadi dalam hidup kita. Cinta adalah hal yang selalu dapat kita rasakan dan lakukan. Mungkin inilah mengapa kisah dengan latar belakang cinta selalu laris di pasaran. Namun justru yang menarik bukan perkara cinta itu sendiri, melainkan konflik soal cinta yang beragam. Para penulis di kelas ini akan berbagi cara bagaimana meramu konflik percintaan menjadi drama yang memukau, menegangkan, dan melegakan pembacanya. 
  3. Invest Your Better Future bersama Rivan Kurniawan dan Nicky Hogan 
    Salah satu literasi dasar yang masih menjadi momok di Indonesia adalah literasi finansial. Pemahaman masyarakat tentang bagaimana mengatur finansial sehari-hari supaya kesejahteraan terjaga, masih begitu minim, atau setidaknya hanya segelintir orang berhasil yang menerapkannya. Sebagian lagi berpikir bahwa literasi finansial itu rumit dan tidak praktis. Salah satu kunci penting dalam melek finansial adalah kemampuan berinvestasi. Tema ini akan membahas segudang manfaat serta tata cara berinvestasi yang dimulai dari hal kecil.

13.30 – 15.00 WIB

  1. The Pursuit of Dream bersama Andrea Hirata
    Setiap orang punya mimpi dan mereka menuliskan mimpi yang dituangkan dalam setiap langkah kehidupannya. Kiprah kesuksesan Andrea Hirata pun melalui lika-likunya tersendiri. Semua itu ia tuliskan dalam buku-bukunya yang menginspirasi banyak orang. Baginya, “bermimpilah dalam hidup, jangan hidup dalam mimpi”.
  2. Mengolah Sehari-hari Menjadi Puisi bersama Joko Pinurbo, Yoshi FE, dan Dodi Prananda
    Hal-hal yang tidak menjadi perhatian manusia kerap dianggap remeh temeh. Sebaliknya, persoalan besar selalu menjadi pusat perhatian. Tetapi, melalui Perjamuan Khong Guan, mengapa Joko Pinurbo membuat yang remeh-temeh itu jadi persoalan besar untuk diperbincangkan? Juga melalui karya Dodi dan Yoshife, bagaimana membuat kado, tusuk gigi, puntung rokok, plastik, dan hal-hal sederhana lainnya menjadi unik dan penting?
  3. Traveling for Healing bersama Agustinus Wibowo dan Trinity
    Berbagai publikasi menyebutkan bahwa traveling menjadi salah satu kegiatan yang diprioritaskan oleh generasi milenial. Berangkat dari hal tersebut, tentu terdapat berbagai alasan mengapa traveling begitu banyak disukai, di mana satu di antaranya digunakan sebagai metode pemulihan diri. Kelas ini akan membahas bagaimana penyembuhan diri bisa dilakukan dengan traveling. Bagaimana sebuah perjalanan memberikan kebahagiaan lebih lama dibandingkan kesenangan yang bersifat material. Bagaimana menarik diri dari kepenatan rutinitas sehari-hari dapat memberikan kita waktu untuk menenangkan diri.

15.30 – 17.00 WIB

  1. Kata, Rasa, Cerita bersama Rintik Sendu 
    Mulanya kata, di situ tertuang rasa, dan sekumpulannya membentuk cerita. Entah cerita itu merupakan pengalaman pribadi atau pengamatan orang lain yang ia lihat dalam kehidupan sehari-harinya. Yang jelas, karyanya masuk ke dalam kategori buku terlaris. Apakah ide cerita yang ia tulis merupakan pengalaman, yang ternyata, kita semua rasakan? Tentang rasa, misalnya? 
  2. Catatan Perasaan bersama Boy Candra
    Menulis bisa dilihat sebagai cara seseorang untuk merekam jejak masa lalu dengan mencatat setiap teka-teki dalam ingatan menjadi tulisan yang bermakna. Dalam kelas ini akan dibahas bagaimana seseorang merangkai ingatan dan rasa ke dalam sebuah cerita yang menyita banyak perhatian untuk diselami.
  3. Peluncuran Buku: Melangkah bersama JS Khairen
    Kita selalu membayangkan masa depan yang baik. Namun, mengisi kegiatan sehari-hari dengan merebah dan tidak melakukan apa-apa, apakah bisa? Di sini kita harusnya gelisah, karena menurut J.S. Khairen, gelisah itu perlu. Di peluncuran buku ini ia akan berbagi kisah, bagaimana melangkah satu demi satu dari kegelisahan membawanya kepada hari ini, tentang pentingnya mencari pengalaman dan inspirasi baru serta bagaimana “Melangkah” akan mewarnai pandangan kita tentang hidup.  

DAY 3: Minggu, 5 April 2020

10.00 – 11.30 WIB

  1. Creating Characters & Words bersama Tere Liye 
    Karakter dan alur menjadi kunci utama sebuah cerita. Bagaimana penulis membuat tokoh dan dunianya tergambar secara nyata sangatlah penting, agar pembaca mampu mendalaminya. Di Indonesia ada banyak novel dengan penokohan dan alur yang kuat, tapi hanya sedikit novel yang selalu ditunggu oleh pembaca. Penulis yang satu ini sudah sangat dikenal dan dicintai oleh para penikmat novel. Karya-karyanya populer dan mampu memanjakan imajinasi penggemarnya. Pembaca bagaikan merasakan dunia baru dengan mengenali tokoh fiksi ciptaannya. 
  2. Love and Romance in The Digital Age bersama Indrayani, Eka Aryani, Luluk HF, dan Poppi Pertiwi
    Anak muda tak pernah lepas dari cinta. Tiap anak muda punya pengalaman soal cinta, di mana persoalan ini mereka bagikan bahkan di media sosial. Ada yang mengemasnya menjadi status, ada pula yang menjadikannya karya tulis. Ternyata, ada sebagian orang yang mendapat momentum yang tepat. Karya sebagian orang tersebut masuk dalam list buku yang siap cetak oleh penerbit. Di kelas ini, para panelis akan membagikan tip bagaimana mengemas pengalaman cinta menjadi karya tulis yang populer, bagaimana mengenalkannya kepada khalayak luas melalui media sosial, dan semua yang bertautan.
  3. Menulis: Cara Lain untuk Mengungkap bersama Syahid Muhammad, Zarry Hendrik, dan Wira Nagara 
    Kita tidak hidup sendiri. Manusia punya ekspektasi. Kita kerap dituntut dengan berbagai ekspektasi dari orang lain, dan dengan desakan itu, tidak semua dari kita mampu menjalaninya. Namun kita butuh pelepasan, seperti bercerita melalui tulisan, misalnya. Bagaimana mengungkapkan kondisi diri pada media tulis dapat berarti banyak dalam hidup kita? 

13.30 – 15.00 WIB

  1. Ketika Emosi Bertemu Bahasa bersama Sapardi Djoko Damono dan Kang Maman
    Ketika emosi bertemu bahasa, lahirlah puisi. Sebagai jantung puisi, emosi memainkan peran penting dalam mempengaruhi perasaan pembaca. Pengaruh tersebut merupakan kemampuan yang dimiliki oleh para penyair, di mana tidak semua orang memilikinya. Bagaimana, melalui bahasa, puisi mampu mempengaruhi pembaca? Bagaimana kata-kata yang umum tidak hanya menjadi “angin lalu”? Bagaimana ke-umum-an tersebut justru jadi intim?  
  2. In The Age of Youtube bersama Ria Ricis
    Sebagian besar masyarakat di seluruh dunia sudah familiar dengan YouTube dan bahkan tidak sedikit orang telah memanfaatkannya sebagai sebuah media berekspresi untuk mencari penghasilan. Dibutuhkan kreativitas, inovasi, riset, dan strategi yang tepat agar konten yang ditampilkan dapat dinikmati serta diterima oleh masyarakat. Namun, di balik profesi sebagai seorang YouTuber, ternyata ada banyak sekali lika-liku dan pembelajaran yang dapat dipetik. Dalam buku Pamit karya Ria Ricis, ada banyak hal menarik yang perlu diketahui bila ingin menjadi Youtuber, apa sajakah itu?
  3. Mengekspresikan Karya Melalui Media Sosial bersama Helobagas dan Millenialsshit
    Kehadiran media sosial menjadi cara baru untuk berkomunikasi dalam kehidupan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Media sosial pun menjadi tempat di mana ekspresi diwujudkan sehingga terciptalah sebuah karya (konten). Di kelas ini akan dibahas berbagai cara untuk mengekspresikan karya melalui media sosial sehingga menampakkan persona kita yang mudah disukai dan diminati oleh khalayak banyak. Dan tentu, dapat berarti positif bagi mereka.

15.30 – 17.00 WIB

  1. Screening & Film Talk: Tak Ada yang GIla di Kota Ini (Film Cerita Pendek Terbaik Festival Film Indonesia) bersama Adi Ekatama, Wregas Bhanuteja, dan Oka Antara 
    Tak Ada yang Gila di Kota Ini (No One is Crazy in This Town) merupakan film pendek yang diadaptasi dari cerpen karangan Eka Kurniawan di bukunya Cinta Tak Ada Mati (2018). Diproduseri oleh Adi Ekatama dan digarap oleh sutradara Wregas Bhanuteja, film ini terpilih untuk berkompetisi dalam Busan International Film Festival (BIFF), Festival Film Sundance 2020 dan beberapa festival film internasional lainnya. Pada tahun 2019, film ini dianugerahi Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) 2019 sebagai Film Cerita Pendek Terbaik.
  2. See the Unseen bersama Kisah Tanah Jawa
    Di bumi yang kita tinggali, ada yang tak terlihat mata manusia biasa, namun kehadirannya menjadi saksi sejarah cerita. Bersama Kisah Tanah Jawa, mari kita menjelajah dunia yang lain, yang mungkin begitu asing.
  3. Seni Berpikir untuk Mengendalikan Emosi bersama Henry Manampiring
    Nalar membuat manusia menjadi unik. Dengan nalar, manusia punya sudut pandangnya masing-masing dalam melihat suatu kejadian. Ada yang menjadikannya masalah, ada pula yang tidak. Di kelas ini, Henry Manampiring akan mengupas bagaimana cara mengendalikan emosi melalui seni berpikir ala Stoa yang berusia hampir 2.000 tahun lamanya. Bagaimana, melalui pikiran, kita membentuk mental yang tangguh untuk berbagai masalah?  

Tidak hanya berbagai acara diatas, GWRF juga mengadakan Editor’s Clinic untuk kamu yang punya impian menjadi penulis bahkan sudah punya naskahnya. Kamu bisa bawa karya kamu kesini dan bisa mengkonsultasikan tulisanmu langsung dengan editor-editor penerbit buku besar di Indonesia! 

Catat tanggalnya, Editor’s Clinic diadakan hari Sabtu, 4 April 2020 – Minggu, 5 April 2020 pukul 10.00 – 15.00!

Jangan sampai kelewatan, yaa!