Pesan atau cerita dalam dunia jurnalistik bisa disampaikan melalui media dalam berbagai bentuk, salah satunya secara visual, yaitu dengan rangkaian foto yang dikenal sebagai photo story. Menariknya, menurut penelitian Jennifer Norling pada buku A Guide to Visual Storytelling Best Practices dijelaskan bahwa kemampuan mengingat manusia terhadap visual sebesar 65 persen, sedangkan untuk kata-kata hanya sebesar 10 persen. Hal ini disebabkan oleh otak manusia yang lebih mampu mengelola informasi 60,000 kali lebih cepat melalui visual. Maka dari itu, visual menjadi salah satu hal yang penting dalam penyampaian informasi. Visual dapat ditampilkan dengan berbagai cara, salah satunya melalui buku fotografi.

Photo story merupakan jenis fotografi yang merangkai cerita dalam satu foto dan saling berkesinambungan untuk membangun pemahaman audiens terhadap pesan yang ingin disampaikan melalui gambar yang disajikan. Namun, tidak semua hasil foto dapat dijadikan sebagai photo story. Dalam membuat photo story dibutuhkan keterampilan khusus. Tidak hanya dari segi fotografi, tapi juga dari sudut pandang fotografer dalam melihat suatu fenomena yang diterjemahkan pada hasil fotonya. Sudut pandang untuk menciptakan narasi foto inilah yang membuat karyanya menjadi otentik. Perpaduan teknik fotografi, penceritaan, dan rencana penyajian akan membangun emosi audiens dari foto yang ditampilkan. Lalu, bagaimana mendokumentasikan photo story yang emosional hingga layak diterbitkan menjadi buku? Bagaimana mencari inspirasinya?

Pada Elective Class persembahan Kognisi kali ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai cara membuat rangkaian cerita dengan teknik photo story yang mumpuni sehingga mampu membentuk citra yang otentik dari karya yang dihasilkan.

Tentang Pembicara Denty Piawai Nastitie merupakan seorang fotografer, penulis buku fotografi Pelangi di Timur Tengah yang membahas keberagaman di Yerusalem dan Betlehem, serta jurnalis yang telah memiliki pengalaman di Harian Kompas sejak tahun 2013. Ia telah meraih berbagai penghargaan, salah satunya adalah penghargaan European Union Award for Journalists in Indonesia di tahun 2018 atas liputannya mengenai kaum difabel saat Asian Para Games. Kini, ia bekerja sebagai Jurnalis Harian Kompas dan baru selesai menempuh kursus visual jurnalistik di Universitas Ateneo de Manila.

Talking points
1. Cerita mengenai buku fotografi Pelangi di Timur Tengah
2. Menerjemahkan sudut pandang cerita melalui photo story
3. Menciptakan visualisasi photo story dengan berbagai teknik pengambilan foto
4. Merangkai photo story yang inspiratif dengan muatan emosional
5. Menjadi otentik melalui photo story Menyusun photo story dan menerbitkannya menjadi sebuah buku