Keys in Dealing with News Crisis: Extensive Review of PR Rights & Keys in Dealing with News Crisis: Risk Mitigation Workshop
Details
Strategi komunikasi merupakan hal krusial untuk diterapkan oleh setiap lembaga, salah satunya membangun relasi yang baik dengan publik untuk menciptakan persepsi positif di masyarakat atau yang dikenal juga dengan hubungan masyarakat. Menurut Alex Mulya selaku direktur riset Iconomics, hubungan masyarakat memiliki peran penting dalam menciptakan berita positif untuk mengimbangi berita negatif saat dihadapkan pada situasi dan kondisi krisis.
Krisis merupakan suatu kondisi ketika terjadinya masalah yang tidak diprediksi oleh suatu perusahaan dan berpotensi membawa dampak negatif bagi kinerja perusahaan atau lembaga terkait. Secara tidak langsung, reputasi dan kredibilitas perusahaan pun akan terpengaruh. Maka dari itu, penting bagi suatu organisasi untuk segera mengambil tindakan dengan merespon terjadinya krisis sebelum berdampak buruk pada penilaian publik.
Dalam mengatasinya, komunikasi antara perusahaan dengan publik menjadi hal yang perlu diperhatikan. Inilah yang disebut dengan komunikasi krisis. Berdasarkan pendapat Coombs dan Holladay (2010), komunikasi krisis merupakan pengumpulan, pemrosesan, dan penyebaran informasi yang diperlukan untuk mengatasi terjadinya situasi krisis. Saat krisis, sistem komunikasi organisasi akan kehilangan keseimbangan. Namun, jaringan komunikasi antarpribadi dalam media massa akan mengalami peningkatan signifikan yang diakibatkan oleh hubungan keterikatan manusia dalam menyebarluaskan informasi di media sosial.
Risiko serta dampak negatif dapat dihindari dengan adanya manajemen krisis yang baik, mulai dari sebelum terjadinya krisis, saat terjadinya krisis, hingga setelah krisis terjadi. Maka dari itu, penting diterapkan strategi hubungan masyarakat yang tepat bagi lembaga untuk mempertahankan persepsi positif publik di saat krisis. Bagaimana cara menghadapinya? Apa saja hal yang harus diperhatikan untuk memitigasinya?
Pada Elective Class persembahan Kognisi kali ini, kita akan membahas mengenai mitigasi dampak negatif dari news crisis dalam organisasi, dampak positif dan negatif yang dapat terjadi dari penanganan krisis, hak dan kewajiban dari para pekerja hubungan masyarakat, serta strategi penggunaan media.
Tentang Pembicara
Prawira Maulana merupakan seorang jurnalis memiliki pengalaman di bidang jurnalistik, khususnya dalam menginvestigasi permasalahan sosial dan mengembangkan karya tulis selama lebih dari enam belas tahun. Perjalanan karir pria kelahiran Sumatera Selatan ini diawali setelah lulus dari bangku perkuliahan di Universitas Sriwijaya pada tahun 2004 dan memulai karirnya sebagai seorang reporter di Sriwijaya Post hingga tahun 2008, dilanjutkan menjadi reporter di Tribunnews.com sampai Juli 2012. Saat ini, ia merupakan editor dari perusahaan media Tribun Sumsel.
Karena ketertarikannya di bidang jurnalistik dan pengembangan cerita dalam bentuk artikel, pria yang disapa Wira ini mengasah dan memperdalam kemampuan jurnalistiknya dengan mengambil sertifikasi wartawan madya dari Dewan Pers Uji Kompetensi Jurnalis di tahun 2019. Dengan pengalaman lebih dari empat belas tahun dan pengetahuan yang memadai di bidang media massa cetak maupun daring membuatnya terpilih menjadi Ketua Aliansi Jurnalis Independen Palembang hingga saat ini untuk periode 2019 - 2022.
Talking Points Day 1
1. Pentingnya memiliki keterampilan dalam menangani news crisis
2. Hak-hak anggota humas yang dapat diakomodasikan oleh pihak pers
3. Proses penyebaran informasi di media massa maupun media sosial, serta perbedaan karakteristiknya.
Day 2
1. Tahap mitigasi risiko news crisis sebelum, saat, dan setelah terjadi
2. Studi kasus dampak positif dan negatif dari penanganan news crisis
3. Tips dan trik bagi korporasi dalam merespon news crisis agar memiliki hubungan baik dengan media
Strategi komunikasi merupakan hal krusial untuk diterapkan oleh setiap lembaga, salah satunya membangun relasi yang baik dengan publik untuk menciptakan persepsi positif di masyarakat atau yang dikenal juga dengan hubungan masyarakat. Menurut Alex Mulya selaku direktur riset Iconomics, hubungan masyarakat memiliki peran penting dalam menciptakan berita positif untuk mengimbangi berita negatif saat dihadapkan pada situasi dan kondisi krisis.
Krisis merupakan suatu kondisi ketika terjadinya masalah yang tidak diprediksi oleh suatu perusahaan dan berpotensi membawa dampak negatif bagi kinerja perusahaan atau lembaga terkait. Secara tidak langsung, reputasi dan kredibilitas perusahaan pun akan terpengaruh. Maka dari itu, penting bagi suatu organisasi untuk segera mengambil tindakan dengan merespon terjadinya krisis sebelum berdampak buruk pada penilaian publik.
Dalam mengatasinya, komunikasi antara perusahaan dengan publik menjadi hal yang perlu diperhatikan. Inilah yang disebut dengan komunikasi krisis. Berdasarkan pendapat Coombs dan Holladay (2010), komunikasi krisis merupakan pengumpulan, pemrosesan, dan penyebaran informasi yang diperlukan untuk mengatasi terjadinya situasi krisis. Saat krisis, sistem komunikasi organisasi akan kehilangan keseimbangan. Namun, jaringan komunikasi antarpribadi dalam media massa akan mengalami peningkatan signifikan yang diakibatkan oleh hubungan keterikatan manusia dalam menyebarluaskan informasi di media sosial.
Risiko serta dampak negatif dapat dihindari dengan adanya manajemen krisis yang baik, mulai dari sebelum terjadinya krisis, saat terjadinya krisis, hingga setelah krisis terjadi. Maka dari itu, penting diterapkan strategi hubungan masyarakat yang tepat bagi lembaga untuk mempertahankan persepsi positif publik di saat krisis. Bagaimana cara menghadapinya? Apa saja hal yang harus diperhatikan untuk memitigasinya?
Pada Elective Class persembahan Kognisi kali ini, kita akan membahas mengenai mitigasi dampak negatif dari news crisis dalam organisasi, dampak positif dan negatif yang dapat terjadi dari penanganan krisis, hak dan kewajiban dari para pekerja hubungan masyarakat, serta strategi penggunaan media.
Tentang Pembicara
Prawira Maulana merupakan seorang jurnalis memiliki pengalaman di bidang jurnalistik, khususnya dalam menginvestigasi permasalahan sosial dan mengembangkan karya tulis selama lebih dari enam belas tahun. Perjalanan karir pria kelahiran Sumatera Selatan ini diawali setelah lulus dari bangku perkuliahan di Universitas Sriwijaya pada tahun 2004 dan memulai karirnya sebagai seorang reporter di Sriwijaya Post hingga tahun 2008, dilanjutkan menjadi reporter di Tribunnews.com sampai Juli 2012. Saat ini, ia merupakan editor dari perusahaan media Tribun Sumsel.
Karena ketertarikannya di bidang jurnalistik dan pengembangan cerita dalam bentuk artikel, pria yang disapa Wira ini mengasah dan memperdalam kemampuan jurnalistiknya dengan mengambil sertifikasi wartawan madya dari Dewan Pers Uji Kompetensi Jurnalis di tahun 2019. Dengan pengalaman lebih dari empat belas tahun dan pengetahuan yang memadai di bidang media massa cetak maupun daring membuatnya terpilih menjadi Ketua Aliansi Jurnalis Independen Palembang hingga saat ini untuk periode 2019 - 2022.
Talking Points Day 1
1. Pentingnya memiliki keterampilan dalam menangani news crisis
2. Hak-hak anggota humas yang dapat diakomodasikan oleh pihak pers
3. Proses penyebaran informasi di media massa maupun media sosial, serta perbedaan karakteristiknya.
Day 2
1. Tahap mitigasi risiko news crisis sebelum, saat, dan setelah terjadi
2. Studi kasus dampak positif dan negatif dari penanganan news crisis
3. Tips dan trik bagi korporasi dalam merespon news crisis agar memiliki hubungan baik dengan media
