Categories
Eksklusif Event

Whatever It Takes, Shine!

Istilah K-pop telah populer sejak awal tahun 2000-an di Indonesia. Korean wave digelombangkan oleh kehadiran K-Idols yang menjerat hati jutaan hati penggemarnya. Dari jajaran idola yang digilai, ada nama Jessica Jung. Ia debut pada tahun 2007 bersama salah satu grup K-Pop paling sensasional.

Tahun 2020, setelah berkarier solo sejak 2014, Jessica meluncurkan buku pertamanya berjudul SHINE. Buku ini dengan cepat mengundang banyak pertanyaan dan spekulasi, dilansir sebagai buku fenomenal yang isi ceritanya terasa hampir-hampir seperti fakta ketimbang fiksi. Pada sesi ini Jessica akan mengupas proses kreatif penulisan buku Shine, dan menularkan semangat menggapai mimpi seperti yang dilakukan Rachel Kim, tokoh di buku tersebut.

Profil Jessica Jung

JESSICA JUNG adalah penyanyi, aktris, perancang busana, dan influencer internasional berkebangsaan Korea-Amerika. Ia lahir di San Francisco, tumbuh besar di Korea Selatan, tempat ia menjalani pelatihan sebagai penyanyi K-pop, debut pada tahun 2007 sebagai anggota dari salah satu girl band K-Pop paling sensasional.

Setelah memulai karier solo pada tahun 2014, ia merilis koleksi busananya yang sukses, Blanc & Eclare. Jessica pernah tampil di sampul-sampul majalah di seluruh dunia, juga di film dan televisi. Shine adalah novel pertamanya.

Beberapa informasi PENTING mengenai tiket acara Jessica Jung:

  • Tiket Special Event ini tidak termasuk dalam tiket All Sessions RUANG TENGAH
  • Harga tiket Rp150.000
  • Pemesanan via website MyValue, serta Rekata via tiny.cc/RuangTengah, atau Whatsapp di 0818-0417-1819
  • Jumlah tiket TERBATAS, HANYA 950 tiket
  • Sesi akan berlangsung dalam Bahasa Inggris dan Indonesia
  • Para peserta diharap menyiapkan pertanyaan terbaiknya (dalam Bahasa Inggris) karena Jessica Jung akan memilih langsung beberapa pertanyaan yang akan dibacakan dan dijawabnya saat acara.

Golden Stars, mari ramaikan acara ini!

Beli tiket Special Event Ruang Tengah – Jessica Jung: Whatever It Takes, Shine! sekarang di website MyValue.

Categories
Eksklusif Penulis

EKSKLUSIF! Tsana dan Cerita di balik Rintik Sedu

Dikenal sebagai Rintik Sedu adalah salah satu hal yang sangat disyukuri oleh Nadhiffa Alya Tsana, orang yang berada di balik Rintik Sedu yaitu penulis dari Buku Minta Dibanting. Lewat karyanya, tidak hanya teman baru yang ia temukan, namun ia juga bisa ikut berada diantara luapan emosi pembacanya. Bahkan, di umurnya yang baru menginjak 22 tahun pada 4 Mei kemarin, ia sudah meluncurkan Buku Minta Dibanting, buku unik yang sukses mengobrak-abrik hati, dan buku ke-6-nya yang berkolaborasi langsung dengan sastrawan Indonesia, Sapardi Djoko Damono, yaitu Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang.

Kenapa namanya Rintik Sedu?

Ia memilih nama pena Rintik Sedu karena Ia ingin rasa sedih yang pembacanya rasakan, bisa seperti rintik yang cepat kering dan berlalu.

“Rintik itu nggak lebih merepotkan dari hujan. Sedu itu suara isakan habis menangis. Aku memilih nama Rintik Sedu supaya kesedihan yang mereka rasakan, ketika membaca tulisan-tulisanku, bisa seperti rintik yang cepat kering dan berlalu.”

Terkenal dengan tulisan-tulisan galau percintaan dalam Buku Minta Dibanting yang ‘mengena’ sekali di hati pembacanya, siapa sangka, perempuan yang akrab di panggil Tsana ini bukanlah orang yang sering galau karena percintaan. Tsana mengaku, ia adalah orang yang sangat santai dan suka bercanda. 

“Sebenarnya, Tsana itu orang paling santai di dunia, nggak bisa serius dalam hal apa pun. Makanya susah dapet pacar karena banyak yang bilang aku terlalu bercanda. Padahal aku ini tipe yang main-main tapi diam-diam serius. Anjay. “

Apa sih sumber inspirasi Tsana dalam menulis?

Berawal menjadi pendengar curhat kisah cinta teman-temannya yang memiliki cerita dan karakter yang berbeda, ia mendapatkan inspirasi dan menjadikan kisah teman-temannya dalam bentuk tulisan-tulisan Rintik Sedu. Ia juga perlu mendengar kegalauan orang lain bahkan mendengar berbagai lagu atau buku yang dapat membuatnya mendalami perasaan yang dialami teman-temannya untuk bisa galau. “Asli, ini beneran, soalnya kisah cintaku super flat. Biasa banget. Hahaha.” 

Menurutnya, cara paling mudah dalam mencari inspirasi adalah menulis dari apa yang dilihat, didengar, bahkan yang dirasakan sendiri. Kuncinya, sering-seringlah memperhatikan hal-hal kecil yang terjadi di sekeliling kita.

Apa arti pembaca bagi Tsana?

Dari berbagai hal yang terjadi di sekelilingnya, ia berhasil menuangkan berbagai kejadian menjadi tulisan yang ‘menyentil’ pembacanya, dan itu bukan tanpa sebab. Menurutnya, rasa senang belum tentu bisa terjadi setiap hari, namun kegalauan manusia itu terjadi tiap waktu. Ia ingin menjadi teman di berbagai emosi pembacanya. Setidaknya, mereka tahu bahwa mereka tidak merasakannya sendiri. 

“Hal paling kusyukuri adalah pembacaku mengenalku lewat karyaku, lewat Rintik Sedu, bukan sebagai Tsana. Jadi memang buku yang jadi alasan kami berteman. Itu super menyenangkan.”

Apa tulisan favorit Tsana dalam Buku Minta Dibanting?

Seringkali mencari bahan tulisan dari teman-teman atau lingkungan sekitar membuat Tsana jarang merasa relate dengan tulisannya sendiri. Uniknya, ada salah satu tulisan dari Buku Minta Dibanting yang menjadi favoritnya. 

“Tidak satu tujuan saja, kesulitan. Apalagi yang tidak satu keyakinan.” 

Alasannya pun sederhana, “tumben aja merasa relate sama tulisan sendiri. Biasanya super jarang.”

Wah, gitu dong. Sekali-sekali berada di posisi pembacanya, yaa? 

Bagaimana Tsana mengatasi rasa jenuh?

Setiap penulis pasti akan menemukan titik jenuhnya, mungkin begitu pula dengan Tsana. Namun, hal itu tidak menjadi alasannya berhenti menulis untuk Rintik Sedu. Lalu apakah Tsana pernah jenuh menulis? Ini jawaban Tsana.

“Sejujurnya belum pernah, dan semoga nggak akan pernah. Mungkin karena memang aku menulis ketika aku mau, ketika ada mood-nya. Mungkin karena aku taurus yang juga sangat moody. Makanya nggak bisa dipaksa harus nulis ini di waktu ini, itu nggak akan jadi apa-apa selain ngeluh sama kamar sendiri. Jadi kalau lagi nggak nulis, ya aku baca buku, atau buat podcast, atau makan sushi, hahaha. Aku ini kayaknya penulis paling lelet di masanya, karena waktuku justru lebih banyak habis dengan baca buku orang lain daripada ngerjain buku sendiri.”

Bukan berarti tidak ada rasa jenuh sama sekali, Tsana pun memiliki rencara untuk istirahat dari dunianya sendiri setelah lulus kuliah nanti. Entah itu kuliah lagi, atau bahkan untuk kabur sebentar ke luar negeri. “Dari 2015 aku melakukan semua hal ini tanpa stop, kayaknya udah waktunya nentuin kapan mau mampir rest area.”

Harapan Tsana di usia yang ke-22 tahun

Menginjak usia baru, setiap orang pasti memiliki harapan-harapan tertentu untuk kedepannya. Namun, berbeda dengan Tsana. “Hahahaha fun fact, aku nggak pernah punya wish tiap ulang tahun,” ujarnya. Termasuk di usianya yang baru saja genap 22 tahun. 

“Aku segitu enggak sukanya berharap dan minta sesuatu. Menurutku, semesta akan kasih tanpa perlu minta segala. Jadi, yang kulakukan yaa stay sane aja.”

Tsana percaya, bahwa segala hal yang tulus, pasti akan menemukan yang sejatinya. Hal itulah yang selalu dipegang dan dijadikan prinsip dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sehingga, apa pun yang ia lakukan, selama ia selalu bersikap tulus, maka semesta akan membantunya dan memberikan jalan.

Dapatkan promo potongan Rp15.000 khusus Buku Minta Dibanting karya Rintik Sedu! Cek disini yaa!

Categories
Penulis

Punya Anak Sutradara Hollywood, Ini 5 Fakta Tentang NH Dini!

Kabar duka datang dari dunia sastra Indonesia, salah satu novelis legendaris, NH Dini meninggal dunia pada Selasa (4/12/2018) silam.

Penulis novel Pada Sebuah Kapal ini tutup usia di 82 tahun setelah mengalami kecelakaan di Tol KM 10 Kota Semarang.

Selain dikenal sebagai novelis, perempuan bernama asli Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin itu juga merupakan ibu dari sutradara animasi Hollywood, Pierre Coffin.

Berikut 5 fakta tentang NH Dini yang menarik untuk kita ketahui!

Tertarik Menulis Sejak Masih SD

NH Dini lahir di Semarang, 29 Februari 1936 dari pasangan Salwjowidjojo dan Kusminah.

Sejak masih duduk di bangku kelas tiga SD, NH Dini sudah mulai tertarik untuk menulis.

Hampir semua buku pelajarannya kala itu penuh dengan tulisan yang merupakan ungkapan dari pikiran dan perasaannya sendiri.

Ingin Menjadi Masinis

Meskipun memiliki ketertarikan dengan dunia menulis, tetapi NH Dini enggak memiliki cita-cita sebagai penulis.

Saat kecil, ia justru memiliki impian untuk menjadi supir lokomotif atau masinis kereta api.

Sayangnya, impiannya itu harus terkubur dalam lantaran ia enggak menemukan sekolah bagi calon masinis kala itu.

Mulai Menulis Sejak Usia 15 Tahun

Bakatnya menulis fiksi semakin terasah di sekolah menengah. Kala itu, ia sering mengisi majalah dinding sekolah dengan sajak dan cerita pendek.

Setelah itu, ia mulai menulis sajak serta prosa berirama dan membacakannya sendiri di RRI, Semarang saat berusia 15 tahun.

Sejak saat itu, ia rajin mengirim sajak-sajak ke siaran nasional di RRI Semarang dalam acara Tunas Mekar

Penghargaan dari Thailand

Hingga kini sudah lebih dari 20 buku yang ditulis oleh NH Dini. Ia juga sudah pernah mendapat berbagai penghargaan termasuk di kancah Internasional.

NH Dini berhasil meraih penghargaan SEA Write Award di bidang sastra dari pemerintah Thailand.

Meskipun begitu, NH Dini enggak pernah mengakui dirinya sebagau sastrawati, ia mengaku hanya seorang pengarang.

Menikah dengan Diplomat Perancis

NH Dini menikah dengan seorang Diplomat Perancis pada 1960 setelah bertemu pada 1956 saat ia masih bekerja di Garuda Indonesia Airways.

Dari pernikahannya itu, NH Dini dikaruniai dua orang anak, Marie Claire Coffin dan Pierre Coffin.

Sayangnya, pada 1984 NH Dini memutuskan untuk bercerai dan kembali ke Indonesia.

Sutradara Animasi Hollywood

Anak laki-laki NH Dini, Pierre Louis Padang Coffin atau biasa dikenal Pierre Coffin, saat ini bekerja sebagai sutradara film animasi di Los Angeles, Amerika Serikat.

Salah satu karyanya yang sangat fenomenal adalam Despicable series dan Minions.

Tanggal 2 Maret 2019, Bentara Budaya menyelenggarakan acara diskusi dan apresiasi sastra “Semarang dalam Karya N.H Dini” di Gramedia Balaikota, Sekayu, Semarang. Acara ini diadakan sebagai bentuk apresiasi terhadap karya-karya sastra N.H Dini semasa hidup. Adapun Gramedia Balaikota, Sekayu dipilih sebagai tempat acara untuk mengenang kehidupan masa kanak-kanak hingga remaja N.H Dini yang tinggal di Sekayu Semarang. Sekayu sendiri menjadi judul buku karangan N.H Dini yang diterbitkan tahun 1994. 

Anda pecinta sastra Indonesia? Datangi acara diskusi dan apresiasi sastra “Semarang dalam Karya N.H Dini” di Gramedia Balaikota, Sekayu, Semarang, Jalan Pemuda No 138 Semarang, tanggal 2 Maret 2019 pukul 14.00 WIB.

Foto : Raditya Mahendra Yasa/KOMPAS

Artikel telah diedit ulang oleh : V. Arnila Wulandani/MYVALUE

sumber: https://cewekbanget.grid.id/read/061252671/punya-anak-sutradara-hollywood-ini-5-fakta-tentang-nh-dini?page=2