Categories
Intermezzo Uncategorized

Belajar Bangkit dari Keterpurukan Lewat Tiger Woods

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Belajar Bangkit dari Keterpurukan Lewat Tiger Woods”, https://lifestyle.kompas.com/read/2018/09/26/173700720/belajar-bangkit-dari-keterpurukan-lewat-tiger-woods
Penulis : Ariska Puspita Anggraini
Editor : Lusia Kus Anna

KOMPAS.com – Banyak orang memprediksi karir Tiger Wood sebagai atlet golf profesional telah berakhir. Sepanjang akhir 90an dan 2000an, adalah dominasinya di dunia golf. Dia berhasil memegang rekor 15 shot ketika memenangkan AS Open tahun 2000. Ia juga menjadi pegolf dengan peringkat atas dunia selama 281 minggu berturut-turut yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sayangnya, karirnya menukik tajam saat ia tengah berada di puncak. Pegolf legendaris ini menghadapi berbagai cobaan, termasuk terkuaknya skandal seksnya dengan sejumlah wanita. Tahun 2009, Woods memutuskan hiatus dari golf untuk fokus pada pernikahannya yang diawasi secara intensif oleh media. Namun, pernikahannya kemudian kandas. Tahun lalu, atlet 42 tahun ini juga melakukan pelanggaran lalu lintas, mengalami cedera dan melakukan operasi. Kemalangan Woods tak berhenti sampai disitu, ia juga gagal dalam sejumlah turnamen dengan hasil kompetisi yang buruk. Inilah yang membuat banyak orang percaya jika karirnya telah berakhir. Kini, Tiger Woods mengakhiri paceklik gelarnya dengan memenangi tunamern golf di Atlanta, AS, pada hari minggu (23/9/2018). Dari kejuaraan tersebut Wood berhasil mengantongi hadiah senilai 9 juta dolar atau Rp 134 milliar. Atlet keturunan Afro-Amerika-Thailand ini membuat sejarah dengan dua shot yang membawanya pada kemenagan PGA tour victroy nomor 80, yang membuatnya melangkah di fairway dengan teriakan kagum dari penggemarnya. Ia berhasil mencetak 71 par dan total 11 underpar di East Lake. Billy Horschel yang menempati posisi kedua mencetak poin 66, dua shot belakang. Padahal, sepuluh bulan lalu Woods masih menduduki peringat 1.193 di dunia. Tepatnya, selama 1877 hari ia meraih nomor 79 dan 80. Kisah Woods ini menunjukan jika hidup adalah permainan mental yang dimulai usai masa krisis pada usia paruh baya. Apapun permasalahan yang terjadi, hal terpenting adalah fokus pada apa yang bisa kita kendalikan dan melakukan hal terbaik dalam segala hal. Woods telah melakukan lima operasi dan menjalani periode panjang rehabilitasi fisik untuk kembali meraih posisi juara. Baca juga: Hai Perempuan, Lakukan Ini untuk Bangkit dari Trauma Kekerasan… Kritik orang-orang mengenai karirnya membuat ia bertekad untuk pensiun secara terhormat. Mengingat pemain tur PGA rata-rata pensiun di usia 35 tahun, ia memiliki keinginan kuat untuk membuat kemenangan yang manis. Ayah dua anak ini mengajari kita untuk kembali fokus pada apapun yang telah kita lakukan tanpa peduli hambatan. Woods mengakui jika beberapa tahun terakhir ini adalah hal yang sulit baginya. Dukungan dari lingkungan terdekatnya adalah pemacu semangatnya untuk bangkit. “Saya tidak dapat melakukannya tanpa orang-orang di sekitar saya. Sangat istimewa melihat orang-orang di sana,” ucapnya.